JURNAL HARIANKOTA, JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank secara resmi meluncurkan Desa Devisa Lada Sambas, pada Jum’at (9/12/2022) lalu.
Program Desa Devisa ini merupakan proyek kolaborasi Indonesia Eximbank bersama PT BNI (Persero) dan Rumah BUMN Wilayah Kalimantan Barat (Kalbar).
Peresmian tersebut disampaikan dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Pontianak, Kalbar dan disaksikan secara daring oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara, beserta Gubernur Kalbar.
Direktur Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F. Anwar melalui keterangan tertulis pada, Rabu (14/12/2022), mengungkapkan bahwa sinergi ini merupakan salah satu pendekatan yang diambil oleh Lembaga untuk membentuk Desa Devisa.
Hal ini dilakukan untuk mengeskalasi peluang ekspor komoditi-komoditi unggulan berbagai daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani di Indonesia.
“Kolaborasi LPEI dengan institusi lain diharapkan dapat memperkuat program pendampingan yang akan diberikan kepada para petani lada Sambas sehingga dapat mempercepat tercapainya mandat kami untuk memperkuat ekspor nasional,” ujar Chesna.
Ikut Partisipasi Puncak Hakordia 2022, LPEI Dukung Gerakan Anti Korupsi
Desa Devisa Klaster Lada Sambas akan mendampingi sebanyak 629 petani lada yang memiliki lahan produktif seluas 213 hektar dan kapasitas produksi 200 ton biji kering per tahunnya.
Lokasinya berada di dua belas desa di Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalbar, antara lain Desa Sendoyan, Sulung, Penakalan, Sekuduk, Piantus, Setalik, Parit Raja, Perigi Landu, Senujuh, Perigi Limus, Semanga, dan Sepantai.
Lada Sambas sendiri memiliki keunikan berupa karakteristik cita rasa dan aroma khas.
Dongkrak Kapasitas Produksi, LPEI Fasilitasi Desa Devisa Klaster Udang di Situbondo
Keunggulan ini menjadi modal bagi lada Sambas untuk merambah pasar ekspor, ditambah dengan pendampingan dan pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasi untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sehingga mampu memproduksi lada yang lebih berkualitas dari yang lain.
Melalui Koperasi Srikandi Jaya Sambas, lada Sambas saat ini telah di
pasarkan dalam bentuk olahan lada bubuk dengan merk “Batu Layar” dan telah menembus pasar Malaysia.
Chesna melanjutkan, pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasinya akan dilakukan secara berkesinambungan hingga produk lada Sambas menembus pasar internasional.
Sasar Generasi Muda, LPEI Bekali Edukasi Ekspor di MOFEST 2022
“Kedepannya, LPEI juga akan terus bersinergi membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa untuk mendorong partisipasi masyarakat desa dalam rantai ekspor global. Kami harap melalui program ini banyak desa di Indonesia dapat menghasilkan devisa dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara melalui kegiatan ekspor,” imbuh Chesna.
Program Desa Devisa merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh Indonesia Eximbank yang diberikan kepada klaster penghasil komoditas unggulan dengan memiliki potensi ekspor.
Tujuan Desa Devisa adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor dan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.***