JURNAL HARIANKOTA, MALANG – Siapa sangka limbah rambut jagung yang biasanya dibuang begitu saja, nyatanya bisa menjadi minuman seduh berkhasiat.
Bersama tim, Vritta Amroini Wahyudi, S.Si, M.Si, dosen Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mengubah limbah rambut jagung menjadi minuman teh kaya antioksidan tinggi.
Mereka dan pihak Desa Sragi, Blitar bahkan sudah memasarkannya ke berbagai daerah serta sedang membangun rumah produksi.
Keberhasilan itu tak luput dari proses panjang yang dilalui Vritta dan tim. Penelitiannya dimulai pada tahun 2019. Kemudian mendapat kesempatan untuk mengabdi dengan berbagi ilmu bersama masyarakat Desa Sragi.
Apalagi melihat banyaknya limbah rambut jagung ada di sana.
“Mayoritas masyarakat Desa Sragi merupakan petani jagung. Sehingga kita bisa dengan mudah menemukan limbah jagung. Setelah dilakukan screening, ditemukan bahwa rambut jagung atau corn silk memiliki antioksidan yang tinggi. Sehingga dipilihlah produk ini untuk dikembangkan. Adapun antioksidan sangat bermanfaat untuk menguatkan sistem imun dalam tubuh manusia,” ungkapnya.
Kisah Nita Rocimah dan Yuan R Sang, Didukung LPEI Bawa Teh Bunga Indonesia Menuju Pasar Global
Menariknya, pada 22 Desember mendatang, produk ini akan resmi dilaunching. Apalagi sudah mendapatkan sertifikat Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Olahan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dari Dinas Kesehatan.
Pun dengan hak cipta merek dari Dirjen HKI yang sudah dikantongi.
Terkait proses pembuatan, Vritta menjelaskan bahwa semua diawali dengan proses sortir untuk mencari corn slik terbaik. Kemudian dicuci, dikeringkan di suhu tertentu hingga pencacahan agar bisa berbentuk serbuk.
Polandia Jadi Gerbang Ekspor Indonesia ke Eropa Tengah dan Timur
Kemudian serbuk itu dimasukkan ke kemasan yang bentuknya mirip dengan teh celup.
“Jadi produk tersebut merupakan hasil dari kolaborasi dari jurusan Ilmu Teknologi Pangan (ITP) dan jurusan Agribisnis UMM bersama mitra desa. Bahkan, nantinya dapat menjadi produk functional beverage yang memiliki potensi untuk menjadi tren minuman pasca pandemi,” tegasnya.
Selama empat tahun mendampingi masyarakat desa Sragi, Vritta dan tim sudah menghasilkan dua produk minum seduh. Yakni minuman seduh rambuh jagung dan minuman serbuk instan corn silk dan jahe.
“Saya berharap banyak mitra desa yang mau berkolaborasi dan mendapatkan pendampingan. Sehingga tidak hanya memunculkan produk baru tapi juga bisa membantu perkenomian warga”. (ARM)