Warga Klayatan Malang Manfaatkan Limbah Plastik untuk Produksi Raket Bulu Tangkis

Produksi raket bulu tangkis dengan memanfaatkan hasil daur ulang dari limbah Reduce Reuse Recycle (3R) yang dikumpulkan dari warga melalui Tempat Pembuangan Sampah Akhir

26 Februari 2023, 17:05 WIB

JURNAL HARIANKOTA, MALANG – Wilayah Klayatan sejak dahulu dikenal sebagai sentra produsen raket bulu tangkis di Kota Malang. Sebanyak kurang lebih 19 produsen raket bulu tangkis tersebar di wilayah ini baik dalam skala kecil maupun besar.

Hasil produksinya bahkan berhasil menembus pasar nasional, melalui pemesanan dari beberapa daerah di luar Malang, bahkan dari luar pulau Jawa.

Yang menarik produksi dilakukan dengan memanfaatkan hasil daur ulang dari limbah Reduce Reuse Recycle (3R) yang dikumpulkan dari warga melalui Tempat Pembuangan Sampah Akhir di Kelurahan Bandungrejosari.

Beredar Draft Pemberian Kuasa Potong Gaji Gerakan Beli Beras Sukoharjo Dilingkungan ASN Guru, Ada Bau Bisnis Terselubung

Hal ini dijelaskan Kepala LPMK Bandungrejosari yang juga menjadi penanggungjawab Sentra Pembuatan Raket Klayatan, Edi S. Bahrun saat peresmian Kampung Raket Klayatan, kemarin.

“Misalnya produksi mata ayam kita daur ulang dari limbah 3R, untuk mengurangi kapasitas sampah. Nanti dari limbah mata ayam itu kita daur ulang lagi sehingga terus berkelanjutan,” pungkas Edi. Berkat hasil tersebut, Edi menjelaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memberikan perhatian secara serius terhadap industri ini.

Hal tersebut dibuktikan dengan diberikannya enam mesin produksi yang dapat membantu produksi secara massal melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag), mulai dari bor duduk, mesin bending frame raket, mesin crusher, mesin inject moulding, serta mesin pengencang raket.

Gabung Community Ngalup.co, Dapat Funding Hingga Ikut Ajang Internasional

“Dengan menggunakan mesin inject itu, kita bisa produksi hingga 100-150Kg mata ayam sekali produksi,” terangnya.

Edi juga menambahkan bahwa kehadiran mesin tersebut sangat membantu para pengrajin raket di wilayah Klayatan. Sebelumnya para pengrajin harus membeli penunjang raket dari pihak lain. Akan tetapi kini dengan menggunakan mesin inject otomatis tersebut, produksi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan masif.

“Mesin inject ini bisa memproduksi hingga 90 ton. Dan sekali produksi hanya butuh waktu maksimal 15 detik,” jelasnya lagi. (ARM)

Berita Lainnya

Berita Terkini