JURNAL HARIANKOTA – Salah satu usaha kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), secara lebih spesifik bila sekolah tersebut sekaligus berbentuk pondok pesantren (ponpes) karena siswanya wajib boarding di asrama, UKBM berbasis sekolah seyogyanya dikembangkan menjadi Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren).
Demikian diungkapkan Ketua Tim PkM P2DAI Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Mutalazimah, tentang alasannya melakukan pengabdian ke Poskestren Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, pada 10 September dan akan dilanjutkan lagi 17 September 2022.
“Dengan Poskestren, diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, agar kesehatan warga pesantren dan sekitarnya lebih terjamin,” kata Mutalazimah dalam keterangannya melalui rilis, Selasa (13/9/2022).
Menurut Mutalazimah, penyelenggaraan Poskestren ini diatur dalam Permenkes Nomor 1 Tahun 2013, yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan tidak saja bagi penghuni ponpes, namun juga bagi masyarakat di sekitar ponpes itu sendiri.
Permasalahan kesehatan yang mendominasi adalah penyakit kulit, diare, ISPA, DBD, hepatitis dan berbagai masalah terkait gangguan pertumbuhan maupun perkembangan psikososial, yang semuanya berdampak pada kualitas hidup terutama remaja usia sekolah.
Dengan dikembangkannya Poskestren, lanjut Mutalazimah, diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan jenis pelayanan yang lebih komprehensif agar status kesehatan warga pesantren dan sekitarnya terjamin.
“Mengingat pentingnya hal tersebut maka UMS, melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) skim Pengembangan Persyarikatan, Dakwah dan Al Islam Kemuhammadiyahan (P2DAI) melakukan inisiasi pengembangan poskestren di Ponpes Modern MBS Sleman Yogyakarta melalui pendampingan selama 6 bulan ke depan dan akan berlanjut sampai tuntas,” jelasnya.
Tim PkM P2DAI UMS ini diketuai oleh Mutalazimah, dan beranggotakan 5 orang dosen multidisiplin ilmu yakni, Siti Zulaekah, Dyah Intan Puspitasari, Arif Pristianto, Okti Sri Purwanti, dan Setia Asyanti.
Disebutkan pula, inisiasi pengembangan Poskestren ini didasari bahwa Ponpes Modern MBS dengan 2500 santri membutuhkan pelayanan kesehatan dalam cakupan yang lebih makro dari sekedar UKS.
Trending Twitter, 6.000 Data ASN Sukoharjo Dibobol Hacker
Kegiatan diawali dengan workshop pengembangan poskestren pada, 10 September 2022 kemarin, dan akan dilanjutkan pada, 17 September 2022 mendatang dengan empat narasumber yakni, Muhammad Dai (Wakil Rektor II UMS), Toto Suharto (Kepala Puskesmas Prambanan Sleman), Mutalazimah (Ketua Tim P2DAI), dan Okti Sri Purwanti (Anggota Tim P2DAI/Kabid Audit Mutu LJM UMS).
Adapun workshop ini diikuti oleh jajaran pimpinan dan Badan Pelaksana Harian (BPH) Ponpes Modern MBS Sleman Yogyakarta.
“Follow up kegiatan akan terus dilakukan melalui pendampingan pengurusan perijinan, konseling desain bangunan, konseling fasilitas pendukung serta pelatihan pengelolaan dan pelayanan bagi tenaga pelaksana teknis poskestren,’’ papar Okti Sri Purwanti menambahkan.***