“Mengingat hal itu, sudah sepatutnya menjadi kewajiban kita untuk meningkatkan taraf ekonomi Sambas agar bisa keluar dari status 3T, salah satunya melalui produk unggulan lada Sambas yang kaya potensi untuk mendunia,” kata Juliansyah, Kepala Desa Sendoyan, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas.
Semakin berkembangnya industri makanan, warga Kabupaten Sambas yang mayoritas berprofesi sebagai petani melihat sebuah peluang untuk mengolah sumber daya daerahnya yang kaya akan tanaman lada dengan harapan bisa memasok ke berbagai daerah di Indonesia.
Keunikan cita rasa yang tidak terlalu pedas dan berbeda dari lada lainnya merupakan sesuatu yang patut dicicipi lidah penggemar rempah. Sehari-hari, para petani dari dua belas desa di Kabupaten Sambas berkumpul di hamparan tanaman lada seluas 213 hektar yang berlokasi di Desa Sedoyan.
Rambah Eksportir Produk Asuransi Ekspor, LPEI Siap Beri Perlindungan
Dengan penuh perhatian mereka membudidayakan tanaman yang dijuluki “King of Spices” itu hingga musim panen tiba. Di bawah terik maupun derasnya hujan, 629 petani lada berpugak-pugak demi menghasilkan lada yang juga menjadi sumber penghasilan mereka.
Waktu panen tiba, petani lada memulai proses pemetikan buah lada dari pohonnya. Kemudian, lada dipisahkan dari tangkainya sebelum dijemur sekitar empat hari lamanya.
Kerja keras petani tidak sia-sia. Dalam satu tahun, petani lada Sambas dapat menghasilkan sebanyak 200 ton biji kering. Biji mentahan tersebut nantinya dibeli oleh Koperasi Srikandi Jaya Sambas.
LPEI Jalin Kerja Sama dengan KJRI Guangzhou, Buka Akses Pasar Global
Di bawah merek Batu Layar, biji lada hasil panen petani disulap menjadi lada bubuk. Prosesnya, lada kering yang dibeli melewati proses penggilingan hingga menjadi butiran kecil halus.
Lada yang sudah menjadi bubuk selanjutnya dikemas dalam botol berukuran 80 gram, label Batu Layar terpampang di depan botol. Kapasitas produksi lada ini dapat mencapai 1.800 botol tiap bulannya.
Hingga kini, produk lada bubuk Sambas masih dipasarkan secara lokal melalui toko sembako dan pelaku usaha kuliner. Namun tentu tidak menutup kemungkinan bagi komoditas primadona Kabupaten Sambas ini untuk menembus pasar yang lebih luas tidak hanya di daerah perkotaan tapi juga hingga ke pelosok Indonesia.
Pertemuan di Malaysia, LPEI dan Exim Bank se-Asia Bahas Ketahanan Ekonomi Pasca Pandemi