Literasi Digital Masyarakat Harus Ditingkatkan di Era Internet

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerjasama dengan Google News Initiative menyelenggarakan pelatihan digital di Kota Malang

27 November 2022, 15:09 WIB

“Tidak sedikit informasi yang beredar di media sosial itu tidak benar. Contohnya ketika saya datang langsung ke lokasi untuk mengkonfirmasi, ternyata peristiwa tidak terjadi. Padahal sempat ramai di media sosial,” ujarnya.

Ridho mengaku semakin berhati-hati membuat berita yang informasinya bersumber dari media sosial. Pasalnya, jika tidak berhasil mengkonfirmasi serta memverifikasi kebenaran informasi, bisa jadi berita yang ia buat justru semakin memperluas informasi bohong atau hoaks.

“Menurut saya pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya pada akhirnya mengetahui dan bisa memposisikan diri atas profesi jurnalis ketika berhadapan dengan fenomena banjir informasi,” tegasnya.

Polres Nganjuk dan Perhutani Komitmen Memberantas Kasus Illegal Logging

Penelitian Katadata Insight Centre dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan, 73 persen masyarakat paling banyak mencari informasi di media sosial. 22,4 persen responden menilai media sosial sebagai sumber informasi yang paling dipercaya. 47 persen lainnya menyebutkan bahwa informasi di televisi sebagai sumber terpercaya.

Novenda Kartika Putrianto, dosen dari Prodi Teknik Universitas Ma Chung mengungkapkan meskipun dirinya bukan berasal dari disiplin ilmu komunikasi, literasi digital sangat penting dipelajari. Menurutnya literasi digital tidak hanya untuk kalangan tertentu saja, justru harus di edukasikan kepada semua pihak.

“Buat saya yang jauh dari komunikasi, saya belajar dari nol tapi saya mendapat pengetahuan lengkap bagaimana dunia jurnalisme, bagaimana menghadapi informasi hoaks yang dapat merusak harmonisasi masyarakat,” paparnya.

Kisah Sukses Srikandi Ekspor dari Indonesia, Bawa Bulu Mata Palsu Tembus Pasar Eropa dan Amerika

Novenda mengaku pernah menjadi korban informasi hoaks. Jika informasi hoaks tersebut bernuansa sensitif, maka akan berpotensi memicu stabilitas. Menurutnya, jika ia menerima informasi hoaks yang tidak sensitif, cukup diabaikan saja.

“Kita tidak bisa menerima informasi mentah-mentah. Mungkin materi tentang itu juga akan dimasukan ke dalam mata kuliah di Teknik Industri. Seperti ada yang namanya mata kuliah psikologi industri,” ungkapnya.

Pelatihan literasi digital tersebut menghadirkan dua pemateri yang tersertifikasi Google News Initiative. Pelatihan berlangsung selama dua hari dengan dihadiri 28 peserta. (ARM)

Berita Lainnya

Berita Terkini