JURNAL HARIANKOTA, MALANG – Menurut Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data mencatat bahwa dalam periode 2020 sampai akhir 2022, lonjakan jumlah investor saham dan pasar modal melesat.
Dari yang awalnya 3 juta investor menjadi 9,45 juta per Agustus 2022. Antusiasme investor baru ini didominasi oleh generasi Z dan milenial. Hal ini terbukti dari persentase sebesar 60% dari total investor adalah mereka yang berusia dibawah 30 tahun.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMM, Venus Kusumawardhana, S.E, M.M menerangkan bahwa investasi terutama dalam instrumen saham, memiliki prospek yang menjanjikan. Namun perlu adanya perhatian terkait risiko yang mungkin terjadi.
“Anak muda generasi Z harus menyikapi secara bijak rencana investasi dan risiko yang pasti ada di setiap keputusan. Apalagi seringkali anak muda memiliki antusiasme yang menggebu-gebu akan hal baru,” jelas Venus.
Menurutnya, dalam melakukan kegiatan investasi harus tetap mengedepankan rasional. Tingkat risiko dan imbal hasil yang diharapkan harus bisa diukur. Karena pada setiap keuntungan investasi yang sangat besar, pasti memiliki risiko yang besar pula. Sesuai dengan prinsip investasi yakni high risk high return.
Sebagai generasi Z yang berada di tengah teknologi digital serba canggih, kini berinvestasi saham sangat mudah untuk diakses oleh siapapun. Hal ini pula yang menjadi salah satu faktor lonjakan kenaikan investor.
Guru Besar UGM Kritisi Aturan Penyidikan OJK, Begini Pendapatnya
“Dengan modal HP dan uang mulai dari 100 ribu saja, kini semua orang bisa dengan mudah membeli dan bertransaksi saham secara real time di bursa,” jelas dosen yang juga pernah menjadi praktisi pasar modal di perusahaan pialang ini.
Mengenai prospek investasi saham, menurutnya anak muda generasi Z saat ini memiliki kesempatan yang jauh lebih mudah dibandingkan 10-20 tahun yang lalu. Namun, harus memperhatikan banyak hal sebelum memutuskannya. Ia berpesan agar anak muda harus memiliki mindset yang benar dulu sebelum terjun ke dunia investasi.
“Generasi Z ini sebagain besar masih memiliki modal yang terbatas. Maka yang harus dilakukan adalah menyisihkan sebagian uang untuk diinvestasikan. Uang yang digunakan juga harus uang yang “menganggur” setelah porsi dana untuk kebutuhan primer terpenuhi,” katanya.
Terbaik, Riset Program Jaminah LPEI Raih Juara 1 Call for Paper SRKP OJK 2022
Investasi dengan modal terbatas juga sebaiknya dilakukan dengan orientasi jangka panjang. Anak-anak muda juga bisa menggunakannya untuk pendalaman ilmu dan memperbanyak pengalaman. Sehingga nantinya bisa terjun langsung di pasar modal dengan baik.
Ia juga memberikan tips bagi anak-anak muda yang ingin berinvestasi. Salah satunya yakni memilih saham perusahaan dengan track record baik dan memiliki kinerja keuangan yang prima. “Selain itu, menabung saham secara rutin dan berkala juga bisa dilakukan agar bisa mendapat keuntungan jangka panjang,” pungkasnya. (ARM)