JURNAL HARIANKOTA, MALANG – Muhammadiyah tidak lagi bicara di tataran empang lagi, tapi sudah bermain di samudera serta menjadi pioner.
Hal itu ditegaskan Sutrisno Lukito, Pendiri Lembaga Ekonomi Umat pada rapat koordinasi Perbankan Muhammadiyah dan penerapan sistem ISS Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim).
Agenda yang dilaksanakan pada 12 April lalu di rayz Hotel Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini dihadiri sederet tokoh dan ahli untuk berdiskusi terkait ekonomi. Termasuk pengembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Bl dan Perbankan Siap Melayani Kebutuhan Uang Pecahan pada Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H
Sutrisno, begitu ia kerap disapa, melanjutkan bahwa BPRS yang dibentuk akan menjadi cikal bakal Bank Muhammadiyah di masa depan.
Maka, PWM Jatim harus menjadi pioner dalam bergerak dalam aspek jihad ekonomi. Bagaimana Muhammadiyah bisa memulai dengan modal sekecil-kecilnya dan menghasilkan sebanyak-banyaknya.
“Tentu harus ada target yang dibuat dan dituju. Misalnya saja dengan modal 400 miliar rupiah, dalam dua tahun harus menghasilkan empat triliun rupiah. Saya rasa target itu sangat realistis mengingat jaringan Muhammadiyah yang begitu besar. Ini menjadi modal yang luar biasa,” kata Sutrisno.
LPEI Buka Peluang Wujudkan Mimpi Produk UMKM Indonesia Dipakai Artis Korsel
Ia juga menjelaskan bagaimana aplikasi keuangan yang terousat akan memberikan kemudahan. Misalnya saja pembayaran rumah sakit Muhammadiyah bisa dilakukan lewat aplikasi Bank Muhammadiyah. Pun dengan pembiayaan obat, sekolah, dan lain sebagainya.
Turut hadir Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat, UMKM, dan Industri Halal PWM Jatim Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah sudah sangat baik dalam memberikan solusi di aspke kesehatan, pendidikan, dan sosial.
Maka, saat ini Muhammadiyah harus melebarkan sayapnya untuk pengembangan ekonomi yang mana tujuannya untuk mengatasi persoalan ketimpangan ekonomi di masyarakat.
Erick Thohir: Eternitas Transformasi BUMN Jadi Strategi Terobosan Kebangkitan Ekonomi Indonesia Baru