JURNAL HARIANKOTA, SOLO – Masa jabatan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka akan berakhir 2024 mendatang. Jika nantinya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah, maka kehadiran figur ideal tentu diharapkan masyarakat untuk mengisi jabatan walikota berikutnya.
Sebagai kota yang memiliki beberapa julukan, antara lain Kota Batik, Kota Seni dan Budaya, Kota Nasi Liwet, hingga warganya disebut sebagai Wong Solo, kota yang pernah dipimpin Jokowi ini juga punya istilah putri Solo yang disematkan untuk menyebut perempuan dengan karakteristik lemah lembut.
Tak berhenti pada beberapa julukan itu saja, secara sederhana Kota Solo juga memiliki slogan “The Spirit of Java” yang dapat diartikan sebagai “Jiwanya Jawa.” Hadirnya slogan tersebut karena Kota Solo ingin dikenal sebagai pusat perkembangan budaya Jawa.
Polres Jepara Kerahkan Ratusan Personel Amankan Laga Persijap vs Persipa
Dengan adanya berbagai julukan dan istilah itu, maka pemimpin Kota Solo yang akan datang juga wajib tahu persis budaya dan adat istiadat yang berlaku ditengah masyarakatnya.
Seperti disampaikan oleh tokoh yang juga aktivis Kota Solo BRM Kusumo Putro, bahwa, budaya menjadi faktor penting untuk menyatukan keberagaman yang tumbuh dan berkembang di kota yang memiliki dua keraton ini, yaitu Keraton Kasunanan dan Keraton Mangkunegaran.
“Dengan memahami budaya masyarakatnya, pemimpin Kota Solo mendatang juga bisa lebih mudah untuk merangkul warganya,” kata Kusumo, Minggu (9/7/2023).
Buka Layanan PT Perorangan di Sukoharjo Expo 2023, Stand Dirjen AHU Kemenkumham Diminati Pelaku UKM
Menurutnya, figur ideal pemimpin Kota Solo mendatang sebisa mungkin adalah putra daerah, karena lebih tahu budaya masyarakat yang akan dipimpinnya. Dengan modal pengetahuan budaya yang dimiliki itu maka harapannya bisa mempersatukan warga.
“Yang tidak kalah penting dan menjadi kunci sukses seorang pemimpin adalah pengetahuan kultural. Jika (kunci) itu sudah dipegang, maka juga akan lebih mudah mengajak masyarakat memajukan daerahnya,” ujarnya.
Menurut Kusumo, sepintar atau sesukses apapun seorang pemimpin kalau tidak faham seni dan budaya lokal maka dapat dipastikan akan mengalami kesulitan.
Aktivis Perempuan Ikut Desak Polisi Tuntaskan Dugaan Inses Ayah-Anak di Sukoharjo