SEMARANG, JURNAL HARIANKOTA– Polda Jateng melalui Wakapolda Brigjen Pol Latif Usman menyampaikan klarifikasi terkait keberatan beberapa pihak, khususnya organisasi kemasyarakatan (ormas) yang dikaitkan dengan aksi premanisme.
“Kami perlu meluruskan bahwa yang kami sampaikan sebelumnya adalah adanya ‘oknum’ yang terlibat dalam beberapa kasus premanisme dan kebetulan teridentifikasi merupakan anggota ormas tertentu,” kata Wakapolda, Kamis (5/6/2025).
Ditegaskan, bahwa keterlibatan oknum anggota ormas yang diduga melakukan aksi premanisme adalah tindakan individu yang tidak dapat digeneralisasi sebagai representasi dari induk organisasinya. Mereka terjaring dalam Operasi Aman Candi 2025.
“Institusi kepolisian sangat menghargai eksistensi dan peran strategis ormas sebagai mitra dalam menjaga kamtibmas dan membangun harmoni sosial. Justru dalam banyak kesempatan, Polda Jateng senantiasa menjalin komunikasi, kolaborasi, dan sinergi positif dengan berbagai ormas, termasuk dalam upaya pembinaan terhadap masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, Polda Jateng sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kemitraan. Oleh karena itu, tidak pernah menganggap bahwa suatu organisasi secara keseluruhan terlibat dalam aksi kriminal. Latif pun menegaskan, yang diproses hukum adalah pelakunya.
‘Sekali lagi, yang kami proses hukum adalah oknum bukan organisasinya,” tandasnya.
Melalui klarifikasi, Latif berharap dapat memperjelas maksud dari pernyataan sebelumnya dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Polda Jateng tetap membuka ruang komunikasi dengan semua pihak dan mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk ormas, untuk terus bersinergi menjaga keamanan, ketertiban, dan kondusivitas.
Diketahui, Polda Jateng saat konferensi pers, Selasa (3/6/2025) kemarin, mengungkap nama-nama organisasi masyarakat (ormas) dan kelompok bentukan masyarakat yang anggotanya ditangkap saat digelar Operasi Aman Candi 2025 pada 12-31 Mei 2025. Mereka diduga merupakan pelaku premanisme.
Dalam operasi di wilayah Jateng itu, petugas menangkap 916 orang dimana 33 diantaranya terafiliasi dengan ormas dan sejumlah kelompok lain. Mereka terdiri oknum anggota Pemuda Pancasila (PP), Genk Los Angeles Sukoharjo, Sanek, GRIB Jaya, PSHT 16, PSHT Winongo, Squad Nusantara, Genk Santa Cruz Solo, dan LSM GMBI. (Sapto)