“Ini sudah kami mulai dengan perayaan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 77. Kalau nggak salah, ini pertama kali dilaksanakan upacara secara besar-besaran. Sebenarnya selama ini sudah (rutin) diselenggarakan, tapi gabung di level desa atau kecamatan. Nah kali ini dilaksanakan sendiri,” kata Muhadjir.
Mengingat tempat upacara tidak bisa menampung seluruh santri sehingga hanya sebagian santri putra saja yang jadi peserta. Untuk santri putri belum bisa ikut upacara. Nantinya kalau sudah ada lapangan sendiri, maka upacara baik keagamaan maupun kebangsaan bisa diikuti peserta lebih banyak lagi.
Menurut Menko PMK mengutip penjelasan pengurus ponpes, saat ini alumni Ponpes Islam Al Mukmin sudah banyak tersebar di berbagai penjuru tanah air. Mereka memiliki bermacam – macam pekerjaan dan profesi.
“Tadi saya mendapat laporan, ada yang jadi pengusaha sebanyak 28% (dari sekira 16 ribu alumni), PNS (Pegawai Negeri Sipil), kemudian ada yang jadi TNI, Polri, bahkan ada juga yang jadi pegawai saya di Kemenko PMK, ternyata saya tidak tahu. Semua (alumni) luar biasa,” sebut Menko PMK.
Dikatakan Muhadjir, Ponpes Islam Al Mukmin Ngruki ini salah satu kelebihannya yang paling menonjol adalah dalam pembentukan karakter kemandirian, kepercayaan diri, dan kelebihan lainnya adalah para santri berasal dari seluruh pelosok Indonesia.
“Ada yang dari Papua, Riau, mereka disini. Dan itu sebetulnya mencerminkan miniatur dari kebhinekaan juga. Tinggal bagaimana kedepan agar Ngruki (Ponpes Islam Al Mukmin-Red) betul-betul lebih maju, terbuka, dan inklusif yang diimplementasikan melalui kurikulumnya dengan dukungan nyata dari para alumni,” imbuhnya.
Direktur Ponpes, Ustadz Yahya Abdurrahman menyampaikan, terselenggaranya upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 77 di halaman ponpes secara besar-besaran merupakan inisiasi dari Kodim 0726 Sukoharjo dan Polres Sukoharjo.
“(Semula) kami maunya yang sederhana saja, tapi oleh beliau (Dandim Sukoharjo-Red) meminta supaya dibuat besar sekalian biar dunia melihat bahwa kita (Ponpes Islam Al Mukmin-Red) bukan anti NKRI. Tidak perlu dengan narasi, tapi langsung kita wujudkan,” tandasnya.(Sapto)
