Berikutnya, lanjut Mohammad, soal putusan keempat yang berbunyi, perlu counter narasi untuk memulihkan nama baik universitas. “Siapa yang dituju dalam persoalan ini ? Apakah Dema UIN lagi? Padahal Dema UIN sedang menerima sanksi dihentikan sementara,” tegasnya.
Sementara mahasiswa lain yang juga peserta unjuk rasa, Fayza Mahardika Bayu Segara mengatakan, putusan pemulihan nama baik universitas dengan menggandeng influencer tidak tepat. Sebab belum tentu influencer tersebut mengenal keunggulan UIN RM Said.
“Kami kecewa rektorat tidak merespon apa yang kami suarakan. Hari ini Aliansi Mahasiswa UIN Raden Mas Said menyatakan kecewa ketika tidak bisa bertemu dengan mereka (rektorat’Red),” ucapnya.
Uji Praktik SIM C Baru, Tanpa Lintas Zig-zag dan Angka 8
Atas tidak adanya respon dari pihak rektorat untuk menemui pengunjuk rasa itu, Fayza menyatakan, bahwa aksi akan terus dilakukan. Bila perlu dengan jumlah massa lebih banyak lagi.
“Mereka mengambil sikap seperti ini tidak menemui kami, pastinya kami akan kembali lagi dengan masa tambahan dari kawan-kawan mahasiswa yang merasakan hal yang sama untuk bertemu lagi menyampaikan tuntutan-tuntutan yang harus disepakati,” ujarnya.
Ditegaskan, unjuk rasa akan kembali digelar untuk sampai poin tuntutan bisa tercapai.
Gugatan Class Action Pencemaran Lingkungan, Warga Gagal Mediasi Dengan PT RUM
Sebelumnya dua aksi unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok kecil mahasiswa UIN RMS. Namun mahasiswa yang berunjuk rasa itu mendukung pembekuan Dema.
Meski yang berunjuk rasa sebelumnya hanya segelintir, namun mereka ditemui oleh Rektor UIN RMS, Mudofir, bersama sejumlah petinggi kampus. (Sapto)