Salah satu eks napiter yang hadir, Atok, sebagai tim dakwah dari Yayasan De Bintal yang didirikan oleh Densus 88 AT, menyampaikan, saat ini tim dakwah memiliki program-program yaitu, melakukan deradikalisasi dan kontra radikalisasi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di seluruh Indonesia.
“Untuk sekarang, kami aktif mendatangi Lapas Klaten. Sebab di tersebut terdapat tiga eks napiter dan dari Khilafatul Muslimin,” sebutnya.
Di Lapas itu, Atok yang baru keluar dari tahanan sekira satu tahun lalu ini, melakukan kegiatan ceramah atau dakwah. Tak hanya itu saja, pembinaan terhadap napiter juga dilakukan dari sisi ekonomi.
Waspada, Pencurian Pecah Kaca Mobil di Jateng Incar Nasabah Bank
Selain melakukan program deradikalisasi, Yayasan De Bintal juga membangun unit usaha diantaranya, pengelolaan telur puyuh, pemotongan ayam, dan sablon.
“Saya awalnya dari kasus jalen janto, saya megang tiket. Kemudian saya gabung di tim Sigit Qordowi yang disini meninggal tembak-tembakan,” ungkapnya.
Dari kejadian itu, Atok akhirnya dijatuhi hukuman 15 tahun kurungan penjara. Namun di tahun 2012, ia justru kabur dari tahanan.
Pastikan Kesiapan Pengamanan KTT G20, Kapolri Tinjau Command Center
“Sebenarnya awalnya hukuman saya enam tahun, karena kabur dan ditengah kabur itu saya membikin bom, maka hukumannya ditambah jadi sembilan tahun,” pungkasnya. (Sapto)