Ia melihat bahwa di Asia, khususnya Indonesia, aspek sanitasi masih memiliki banyak masalah. Pun dengan pengawasannya yang dirasa kurang ketat.
Alhasil, jika makanan tidak diolah dengan baik, maka akan muncul penyakit dan berdampak buruk pada manusia.
Salah satu manfaat penelitiannya adalah masyarakat bisa tahu kalau salmonella bisa tetap hidup pada kondisi beku maupun panas. Adapun jika suhunya mencapai lebih dari 90 derajat celcius, bakteri salmonella akan mati.
Lolos Seleksi APSEC 2022, Mahasiswi UMS ini Siap Paparkan Hasil Penelitiannya
“Rekomendasi yang bisa saya berikan agar masyarakat terhindar dari bakteri Salmonella Typhimurium yakni dengan mengonsumsi makanan yang lingkungannya bersih. Selain itu juga makanan yang kaya nutrisi, serat, dan vitamin yang cukup. Dua langkah itu dirasa sudah cukup efektif untuk menghindarkan diri dari bakteri ini,” tegasnya.
Segudang ilmu yang didapat semasa di jepang tentu membuatnya ingin menerapkan hal baik ke UMM. Salah satunya adalah kebiasaan dari profesornya untuk mengadakan pertemuan bersama mahasiswa tiap minggu.
Baik itu mereka yang sedang bimbingan PKL maupun skripsi untuk membahas riset yang telah dikembangan.
Konsulat Jenderal Zimbabwe Kunjungi UMS, Ternyata Ini Tujuannya
“Tiap minggu saya bertemu dengan mahasiswa untuk menjalin kontrol biar tidak menghilang. Kadang masalah bukan dari eksternal, tapi internal. Kadang mahasiswa akhir takut rencana setelah lulus kuliah dan berkurangnya rasa percaya diri. Di sinilah saya memberikan motivasi dan cara pandang,” katanya.
Ia bersyukur Kampus Putih selalu mendukung pemikiran-pemikiran dan potensi sivitas akademikanya. Bukan hanya bagi mahasiswa, tapi juga bagi para dosen dan karyawan. Sehingga UMM bisa terus maju dan berkembang.
Menariknya, saat ini Oka direkrut menjadi Ph.D student lewat vacancy atau asisten riset professor pada konsorsium riset project (Portugal, Belanda, Spanyol). Penelitian ini dibiayai oleh European Regional Development Fund (ERDF). (ARM)