Sebagai informasi, beberapa materi yang akan disampaikan kepada para peserta, di antaranya : 1) Ideologi dan Orientasi Gerakan Muhammadiyah. 2) Manhaj Tarjih dan Risalah Islam Berkemajuan. 3) Visi Keumatan dan Kebangsaan Muhammadiyah. 4) Visi, Misi, dan Arah Kebijakan PWM Jawa Tengah. 5) Matriks Program Kerja dan KPI PDM.
Ketua PWM Jateng KH. Tafsir, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Dialog Ideopolitor dilakukan secara berjenjang mulai di tingkat pusat (PP Muhammadiyah), wilayah (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah), daerah (Pimpinan Daerah Muhammadiyah), cabang (Pimpinan Cabang Muhammadiyah), hingga ranting (Pimpinan Ranting Muhammadiyah).
Doktor Bidang Islamic Studies UIN Walisongo Semarang ini kemudian menjelaskan urgensi Dialog Ideopolitor (Ideologi, Politik, dan Organisasi) bagi para anggota PDM se-Jateng.
Bawaslu Didorong Lakukan Terobosan Pengawasan, Tepis Isu Pemilih Siluman
“Mengapa paham harus terus kita bangun? Karena paham agama bersifat dinamis, apalagi dengan masuknya informasi, paham-paham ini (berbagai paham Islam) berseliweran tiap hari. Maka, ideologi Muhammadiyah wajib untuk kita internalisasi, ideologisasi. Boleh syariah telah final, namun paham agama tidak pernah final,” ungkap Tafsir.
Berkenaan dengan politik, ia menyampaikan bahwa politik merupakan suatu hal yang penting karena erat kaitannya dengan kekuasaan.
“Tidak mungkin kita tidak bicara politik, tetapi yang kita bahas bukan politik partisan. Tidak mungkin kita tidak bicara politik di masjid sekalipun, tapi bukan politik partisan, melainkan politik kebangsaan, politik kemanusiaan universal, politik keislaman, bukan politik partisan,” tegas Tafsir.
Bhakti Bhayangkara, Polresta Malang Kota Salurkan Bantuan Kepada Lansia Berusia Lebih dari 1 Abad