JURNAL HARIANKOTA – Pasca penutupan jembatan Mojo, Semanggi, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) yang tengah dilakukan perbaikan, jembatan sasak atau jembatan dari bahan bambu di Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, ramai jadi jalur alternatif sementara penghubung Solo dan Sukoharjo.
Jembatan sasak diatas sungai Bengawan Solo ini mendadak viral jadi perbincangan warga di media sosial (medsos). Ada sebagian yang menilai unik, namun ada juga yang mengungkap kekhawatirannya terkait keamanan jembatan itu.
Bagi sebagian orang, untuk melintas di jembatan yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua itu dibutuhkan kehati-hatian ekstra agar tidak tergelincir jatuh ke aliran sungai. Jembatan ini dibuat dengan dua lajur sehingga tidak terjadi pertemuan antar pengguna dari arah berlawanan.
Pernyataan Pemerintah, Penyaluran BLT BBM Telah Mencapai 20.001.533 Keluarga Penerima Manfaat
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo, Toni Sri Buntoro meminta agar pengelola jembatan sasak mengutamakan keselamatan para pengguna jembatan dengan melakukan pembatasan beban untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
“Jangan sampai terlalu overload di tengah sungai. Ini untuk mengurangi beban jembatan. Sebenarnya (jembatan sasak) ini bukan alternatif yang kami sarankan, tapi karena kebutuhan maka kami mengingatkan pengelolanya untuk mengutamakan keamanan dan keselamatan,” kata Toni di lokasi jembatan sasak, Rabu (29/9/2022).
Menurut Toni, sebelum adanya rencana perbaikan jembatan Mojo, pihaknya sudah menyediakan moda transportasi penyeberangan menggunakan perahu. Namun saat ini perahu ditambatkan lantaran air sungai Bengawan Solo menyusut dan tidak memungkinkan membawa banyak penumpang termasuk kendaran roda dua.
Jembatan Mojo Ditutup, Warga Sukoharjo Bangun Jembatan Sasak Diatas Sungai Bengawan Solo
“Yang jelas, untuk jembatan sasak ini merupakan upaya spontan warga menggantikan perahu untuk menyiasati penyusutan sungai Bengawan Solo. Jadi jembatan sasak ini hanya sementara sebagai alternatif selama perbaikan jembatan Mojo. Untuk saat ini hanya ada satu jembatan sasak,” ungkap Toni.
Namun begitu, Dishub Sukoharjo akan melarang operasional jembatan sasak jika kondisi permukaan elevasi air sungai Bengawan Solo mengalami kenaikan. Warga diminta menggunakan perahu yang sudah disiapkan.
“Perahu sudah ada, dan selama ini juga dirawat dengan baik. Maka kami tetap menyarankan memakai perahu,” tegas Toni.
BPKB Elektronik Bakal Diterapkan, Begini Penjelasan Korlantas Polri
Disisi lain, Dishub Sukoharjo sebenarnya sudah membuat rekayasa lalu lintas untuk kendaraan baik mobil maupun motor selama perbaikan jembatan Mojo. Namun karena rutenya memutar terlalu jauh, maka beberapa warga khususnya pengguna motor memilih lewat jembatan sasak.
“Jembatan sasak ini sebenarnya juga mengandung resiko, makanya kami selalu melakukan pembinaan dengan menurunkan petugas selama operasional jembatan sasak ini. Termasuk memantau kesiapan sarana pendukungnya seperti tim SAR lengkap dengan pelampung jika sewaktu-waktu terjadi masalah,” pungkasnya.(Sapto)