Melalui media promosi ini, lanjutnya, Petrokimia Gresik juga memiliki tujuan membangun hubungan jangka panjang, sinergis dengan stakeholder dan end user, baik distributor, kios atau agen, maupun petani di seluruh Indonesia
Pada kesempatan ini sekaligus juga launching produk terbaru Petrokimia Gresik, yaitu Za plus, Petroganik Premium dan Phosgreen. “Tujuannnya adalah untuk dapat meningkatkan hasil produksi pertanian”, ujarnya.
Selain itu, dengan makin berkurangnya alokasi kuota pupuk bersubsidi di Sukoharjo, maka para petani akan menggunakan pupuk nonsubsidi untuk memenuhi kebutuhan tanamannya.
Hotel Berbintang Mahalaya The Legacy Hadir di Kota Solo, Usung Konsep Indo-Dutch
“Jadi, alokasi pupuk bersubsidi tahun 2021 mencapai 35%, kemudian di tahun 2022 berkurang lagi hingga menjadi 34%, ada penurunan. Secara kualitas, tentu pupuk nonsubsidi pasti lebih baik dari yang bersubsidi,” paparnya.
Doni Susanto, salah satu petani dari Desa Tepis Sari, Polokarto, Sukoharjo, mengaku sudah sejak lama memakai pupuk nonsubsidi, khususnya produk dari Petrokimia Gresik.
“Saya menggunakan pupuk Phonska Plus, dari segi harga memang lebih mahal tapi kualitasnya, Alhamdulillah, lebih bagus dari yang bersubsidi. Penggunaannya juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan pupuk bersubsidi,” ungkapnya.
Dicontohkan, untuk luas lahan sekira 1.000 m2, jika menggunakan pupuk bersubsidi dibutuhkan sekira 1 kuintal pupuk, namun dengan menggunakan pupuk Phonska Plus, ia hanya butuh 25 kilogram.
“Hasil panennya berimbang, namun dalam penggunaan pupuknya lebih irit jika memakai yang nonsubsidi. Cara menaburkan pupuk nonsubsidi saya biasanya terlebih dulu mengeringkan lahan, dan ternyata hasilnya bagus dan lebih irit,” pungkasnya.(Sapto)