Zubaidah mengapresiasi keterlibatan mahasiswa difabel dalam kepanitiaan, termasuk memberi pembekalan disability awareness kepada 200 supervisor cluster.
“Saya merasa senang dengan perkembangan ini karena mahasiswa disabilitas sudah mampu berkarya bersama dengan teman-temannya diwujudkan dengan kerja sama mereka di panitia PKKMB,” kata Zubaidah.
Zubaidah menuturkan, dalam mempersiapkan PKKMB 2024, SLD mendata dan mengakumulasi kebutuhan maba difabel, seperti kebutuhan Juru Bahasa Isyarat (JBI), pendampingan, atau pengetik cepat.
“Tidak semua teman tuli bisa bahasa isyarat, sehingga kami menyediakan sembilan pengetik cepat agar maba difabel memahami materi yang disampaikan, yang dituliskan secara langsung di Google Docs. Kami juga menyediakan dua belas JBI, pendamping untuk tuna netra, pendorong kursi roda, serta pendamping untuk ADHD dan slow learner. Semua ini untuk memfasilitasi agar mahasiswa difabel tetap fokus mengikuti PKKMB,” pungkasnya. (ARM)