JURNAL HARIANKOTA, SUKOHARJO – Menyambut pergantian tahun baru Islam 1 Muharram 1445, masyarakat pelestari adat dan budaya menggelar kirab ganti songsong (payung-Red) di Petilasan Karaton Padjang, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023) sore.
Perjalanan barisan kirab diawali tiga pengawal berkuda dengan dibelakangnya adalah barisan pembawa bendera pataka dan pusaka, 10 kereta kuda, barisan kelompok perguruan pencak silat, dan kelompok seni reog Ponorogo.
Tokoh masyarakat yang juga pengasuh Petilasan Karaton Padjang, R. Bambang Sridaya mengatakan, peserta kirab kali ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu dibatasi lantaran masih pandemi Covid-19.
Kirab Malam 1 Suro di Kota Solo di 2 Tempat Beda Hari, Polisi Siapkan Ratusan Personel
“Pesertanya dari kalangan pelestari Petilasan Karaton Padjang, kemudian ada juga dari masyarakat dan kelompok perguruan pencak silat,” terangnya.
Rombongan kirab utama memakai busana adat Jawa, baik yang membawa pusaka maupun yang naik kereta kuda. Kemudian disusul barisan anggota perguruan silat dan terakhir rombongan kesenian reog Ponorogo.
“Acara kirab ini digelar untuk memperingati berdirinya Kasultanan Padjang sekaligus juga memperingati 1 Muharram atau satu Suro,” kata Bambang.
Meriah, Warga Antusias Saksikan Kirab Petikan Hari Jadi Sukoharjo ke-77
Untuk rute kirab sendiri, menempuh jarak sekira 3-4 kilometer menyusuri jalan raya sekitar Desa Makamhaji. Rute ini menurut Bambang sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun lalu.
Dalam acara yang dikemas dengan tajuk Grebeg Sura itu, tidak hanya menggelar kirab ganti songsong saja, namun juga ada pagelaran wayang kulit dengan dalang seniman lokal dari Desa Makamhaji, Ki Pahang Sunarno.
“Pagelaran wayang kulit akan digelar pada 12 Agustus mendatang mengambil lakon Wahyu Payung Agung,” tutup Bambang. (Sapto)