“Salah satu hal yang paling berkesan bagi kami yakni ketika kami harus menerima kenyataan kehilangan Gus Dur untuk selamanya. Waktu itu banyak dari temen-teman hingga tidak tidur karena tugas peliputan,” jelasnya.
Menurutnya, pahlawan dalam konteks kekinian bukan lagi memanggul senjata, akan tetapi memerangi hal-hal yang bersifat tirani dan kurang manusiawi. Gus Dur sangat signifikan bagi pengembangan kehidupan demokrasi di Indonesia, wawasan kebangsaannya sangat bagus, inklusif dalam hal pemikiran serta menghargai perbedaan.
“Gus Dur semasa hidup juga dikenal sebagai tokoh perdamaian, bahkan pembela kelompok minoritas. Demikian nilai-nilai yang selama ini dimiliki oleh Gus Dur sehingga layak dikukuhkan sebagai pahlawan rakyat,” ungkap Yusuf.
Kunjungi Kota Malang, DPP PKS Tertarik Pendidikan Karakter dan Malang Heritage ala Pemkot Malang
Maka pada momen ini PWI Jombang bersama masyarakat lintas agama dan budaya di Jombang menetapkan sebagai Gus Dur sebagai pahlawan rakyat. Selain itu, PWI Jombang juga mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang agar bulan Desember sebagai ‘Bulan Gus Dur’.
“Keteladanan dan perjuangan Gus Dur tak perlu diragukan lagi. Maka pada forum ini kami sepakati bahwa Gus Dur kami nobatkan sebagai Pahlawan Rakyat. Kalau Pahlawan Nasional itu urusan Pemerintah Pusat dan semoga juga disegerakan,” harap Yusuf pada momen haul Gus Dur ke-13 ini.
H. Suudi Yatmo Ketua FKMJ (Forum Komunikasi Masyarakat Jombang) juga mengungkapkan ia mengibaratkan bahwa Gus Dur itu orang aneh.
Geger Tembok ODCB Dijebol, Desa Singopuran Kartasura Menyimpan Banyak Situs Bersejarah
“Selama saya mengenal beliau, Gus Dur itu orang aneh. Waktu di sakit dan dirawat di Rumah Sakit Surabaya masih saja bisa bercanda dan menganggap dirinya sehat dan tidak sakit hingga minta pulang ke Tebuireng. Ini la aneh, padahal secara medis beliau ini sakit,” terangnya.
Namun, dari sekian banyaknya keanehan yang dimiliki Gus Dur. Menurutnya Gus Dur selalu menyimpan karomah yang dapat diambil hikmahnya. “Maka tak heran jika banyak orang yang menganggap Gus Dur Wali ke-10 di Indonesia,” papar lelaki yang akrab disapa abah Suudi ini.
Menurutnya, keteladan-keteladan yang pernah dilakukan Gus Dur untuk menyatukan bangsa patut dipertahankan dan disebarluaskan kepada generasi muda saat ini. “Semoga kegiatan ini bukan akhir. Namun, bagaimana kita bisa meneladani Gus Dur dan meneruskan kepada generasi muda saat ini,” pungkasnya.