Bupati Purworejo Minta Warga Mudalrejo Lestarikan Tradisi Guyang Jaran

Guyang Jaran merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga, bukan hanya sekadar sesuatu tradisi yang turun temurun, tetapi juga merupakan sarana untuk mempererat tali silaturahmi, memperkokoh persatuan, serta melestarikan kebudayaan lokal yang kita cintai

25 Juli 2024, 18:36 WIB

PURWOREJO, JURNAL HARIANKOTA – Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH didampingi Kabag Prokopim Anas Naryadi SH MM menghadiri acara Merti Desa Guyang Jaran di Dusun Kalongan, Desa Mudalrejo, Kecamatan Loano, Rabu malam (24/7/2024).

Pada kesempatan ini Bupati menyapa crew kesenian dan anak-anak yang sedang menyaksikan Seni Kuda Incling “Turonggo Joyo”.

Dalam sambutannya Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH menyampaikan perasaan bangganya dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan acara ini. Menurutnya Guyang Jaran dapat menunjukkan kepada generasi muda pentingnya menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah.

Guyang Jaran merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga. Kegiatan ini bukan hanya sekadar sesuatu tradisi yang turun temurun, tetapi juga merupakan sarana untuk mempererat tali silaturahmi, memperkokoh persatuan, serta melestarikan kebudayaan lokal yang kita cintai,” katanya.

Lebih lanjut Bupati menyampaikan tradisi Guyang Jaran dapat menjadi wahana daya tarik wisata unggulan, apabila dikelola dengan baik dan profesional. Guyang Jaran adalah salah satu bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan, karena menjadi identitas dan jati diri kita.

“Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi dan kebudayaan yang ada, agar tidak punah tergerus zaman,” ujarnya.

Sementara itu ketua panitia kegiatan, Haryono, mengaku bangga Bupati Purworejo hadir secara pribadi. Selain sebagai bentuk penghargaan juga sebagai bentuk motivasi untuk masyarakat. Menurutnya itu menjadi sangat penting.

“Generasi muda mempunyai spirit untuk terus menjaga dan melestarikan budaya. Sekaligus membuka peluang untuk potensi wisata yang saat ini sudah sangat relevan,” ujarnya.

Annisa, salah satu warga masyarakat desa sekitar yang melihat tradisi Guyang Jaran mengungkapkan bahwa dirinya selalu menunggu momen tersebut.

“Bulan-bulan suro atau Muharram memang kami tunggu, karena banyak sekali kegiatan budaya. Selain memang sudah jadi tradisi, ini menjadi wahana hiburan yang gratis,” ucapnya.(furqon)

Berita Lainnya

Berita Terkini