DEMAK, JURNAL HARIANKOTA – Keluarga Besar Ahli Waris Sunan Kalijaga melaksanakan tradisi tahunan pembuatan Lisah Sepuh untuk Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga. Tradisi tersebut telah dijaga dan dilaksanakan secara turun-temurun selama ratusan tahun.
Lisah Sepuh merupakan minyak yang dihasilkan dari santan kelapa hijau yang nantinya akan menjadi bahan utama dalam penjamasan pusaka Sunan Kalijaga. Pembuatan Lisah Sepuh dilakukan oleh keturunan perempuan Sunan Kalijaga yang telah sepuh atau menopause.
“Pembuatan Lisah Sepuh ini dilakukan pada Selasa Kliwon menjelang bulan Dzulhijah sebagai bahan utama untuk penjamasan pusaka-pusaka Sunan Kalijaga pada 10 Dzulhijah mendatang,” ujar Penasihat Lembaga Adat Kadilangu, Raden Agus Supriyanto (28/5).
Diketahui, kegiatan pembuatan Lisah Sepuh diawali dengan membawa kelapa hijau tua yang telah dipilih menuju makam Sunan Kalijaga oleh Bergodo yang diikuti oleh ahli waris dan dilanjutkan dengan melakukan doa bersama diarea makam.
Selanjutnya kelapa-kelapa tersebut dibawa kembali ke area Gedung Pangeranan untuk dimasak hingga mengeluarkan minyak yang nantinya akan dijadikan sebagai minyak penjamasan pusaka.
Pinisepuh Kadilangu, Raden Ayu Hermin mengatakan bahwa kelapa yang dipilih merupakan kelapa hijau yang diambil dan tidak jatuh ke tanah serta jumlah kelapa harus ganjil minimal 9 kelapa.
“Selama pembuatan minyak selalu kami bacakan surah Al-Fatihah serta sholawat nabi dengan harapan bisa membawa manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Setelah minyak masak kemudian akan disaring dan disimpan hingga hari pelaksanaan penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga yakni Pusaka Keris Kiai Cerubuk dan Kiai Kotang Ontokusumo.
“Minyak Lisah Sepuh nantinya selain dipergunakan untuk Penjamasan, juga akan dibagikan kepada ahli waris serta tamu-tamu yang datang sebagai oleh-oleh secara gratis,” lanjutnya.
Sebelum Penjamasan dilakukan, minyak Lisah Sepuh akan dicampur dengan minyak lain seperti minyak cendana keraton, minyak melati keraton, minyak kenanga, dan minyak gaharu.(Raka)