JURNAL HARIANKOTA, MALANG – Gempa di Turki membangkitkan rasa kemanusiaan masyarakat dunia. Tak terkecuali mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Selain doa, mereka juga telah menciptakan kompor surya yang bisa digunakan dalam keadaan darurat. Adapun kompor inovasi ini dikembangkan dalam rentang waktu empat bulan oleh 18 mahasiswa.
Hibatullah Al-Mubarok, perwakilan dari tim menjelaskan bahwa ide kompor ini muncul dari diskusi panjang kelompoknya bersama dosen, yakni Ir. Muhammad Lukman, MT.
Mahasiswa UMM Gunakan AI untuk Menguji Viabilitas Polen Kelapa Sawit
Dari situlah mereka perlahan membuat prototipe hingga akhirnya menjadi kompor surya. Adapun cara kerja kompor itu memanfaatkan pantulan cahaya matahari yang dipusatkan dalam satu titik dengan menggunakan prinsip dna alat.
Dalam titik itulah energi panas dikumpulkan dan siap digunakan untuk memasak. “Kompor surya adalah tekonologi yang memanfaatkan energi matahari dalam memasak pada pagi hari hingga siang hari,” imbuhnya.
Barok, sapaan akrabnya mengatakan bahwa kompor ini sangat cocok dalam keadaan darurat, seperti misalnya saat bencana melanda. Menurutnya kompor ini dapat menjadi solusi di kondisi bencana gempa bumi Turki.
Marak Isu Penjualan Organ, Dokter UMM: Proses Transplantasi Ginjal Bukan Hal yang Mudah
Apalagi mengingat susahnya mencari gas atau bahan bakar untuk memasak. Maka, memanfaatkan energi alam yakni matahari dapat menjadi jalan keluar.
Keunggulan lain produk ini adalah penggunaannya yang ramah lingkungan. Berbeda dengan energi gas dan fosil yang secara jangka panjang dapat membahayakan lingkungan.
“Saya rasa kompor surya ini sangat cocok digunakan di masa bencana. Baik itu banjir, tsunami, longsor atau bahkan gempa di Turki. Dengan satu alat, problem memasak sudah bisa diatasi dan mampu memberikan makanan yang cukup. Semoga ada relawan yang mau memanfaatkannya untuk dibawa ke lokasi-lokasi bencana, termasuk lokasi gempa Turki,” tegasnya.
Seminar Internasional UMM: Perpustakaan Desa Kunci Pengembangan Literasi
Mahasiswa asli Tuban ini berharap kompor ini bisa terus dikembangkan. Salah satunya yakni bentuk yang harus dimodifikasi dan diubah menjadi lebih minimalis.
Untuk saat ini, bentuk kompor ini masih tergolong bongsor dan sulit untuk dibawa ke mana-mana. Jika nantinya ada pengembangan bentuk, ia rasa kompor surya buatan mahasiswa UMM bisa digunakan masyarakat luas.
Pun dengan tingkat panas yang bisa ditingkatkan lagi sehingga proses memasak bisa lebih mudah dan cepat. “Minimalis dan mampu mengumpulkan panas lebih banyak menjadi tujuan kami selanjutnya. Semoga akan muncul banyak ide yang bisa kami implementasikan di alat ini,” pungkasnya. (ARM)