SUKOHARJO, JURNAL HARIAN KOTA – Pasar Sapi Bekonang di Mojolaban, Sukoharjo, yang dikenal sebagai pasar sapi terbesar di wilayah ini, kembali menunjukkan aktivitasnya menjelang Hari Raya Idul Adha.
Di pasar ini, berbagai jenis sapi berkualitas, seperti limosin, metal, dan jawa, tersedia untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban. Namun, tahun ini, para pedagang menghadapi tantangan baru di tengah tren kenaikan harga sapi.
Anton, seorang pedagang sapi di Sukoharjo, mengungkapkan bahwa harga sapi mengalami kenaikan hingga dua juta rupiah per ekor.
“H-15 menjelang Idul Adha, harga sapi naik sekitar dua juta rupiah per ekor. Meski begitu, penjualan masih sepi. Kami berharap, seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan akan meningkat mendekati hari raya,” ujarnya.
Sapi-sapi yang dijual di Pasar Bekonang sebagian besar berasal dari peternakan di Solo Raya, serta beberapa dari daerah Jawa Timur seperti Pacitan dan Ponorogo.
Meski harga sapi kurban saat ini berkisar antara 20 hingga 23 juta rupiah, jumlah pembeli tahun ini menunjukkan penurunan yang signifikan.
“Penurunan jumlah pembeli ini mungkin karena mereka lebih memilih membeli sapi kurban mendekati hari H untuk mengurangi risiko penyakit dan masalah lainnya,” tambah Anton.
“Belajar dari pengalaman tahun lalu, banyak yang memilih membeli pada waktu yang sangat dekat dengan Idul Adha, biasanya kurang dari 10 hari.”
Tren penurunan pembeli ini menjadi sinyal penting bagi para pedagang dan pengelola pasar. Jika tren ini terus berlanjut, dampak negatif pada ekonomi lokal yang bergantung pada penjualan sapi saat Idul Adha bisa menjadi nyata.
Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif sangat diperlukan untuk mengatasi penurunan ini.
Untuk mengatasi kekhawatiran pembeli terkait risiko penyakit pada sapi kurban, Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo telah mengambil langkah proaktif.
Petugas kesehatan hewan telah intensif memberikan obat cacing dan melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi sapi di peternakan dan lapak pedagang.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan jaminan kesehatan dan kualitas sapi, sehingga mengurangi kekhawatiran pembeli dan mendorong peningkatan penjualan.
Sebagai penutup, meski saat ini penjualan sapi masih sepi, harapan para pedagang tetap tinggi. Mereka optimis bahwa mendekati Hari Raya Idul Adha, penjualan akan beranjak ramai dan kembali normal, memenuhi kebutuhan masyarakat akan hewan kurban yang sehat dan berkualitas.