Pemilu 2024 adalah pemilu yang rawan, karena arus komputasional di media sosial akan semakin deras. Tingkat kebingungan masyarakat terkait informasi yang benar dan salah itu akan meningkat.
Disitulah media harus berperan sebagai penjernih informasi. Karena media sosial saat ini dengan mudah menolak informasi yang tidak sesuai dengan yang diyakini seseorang.
“Artinya kita tidak boleh terjebak pada fanatisme. Media massa dalam hal ini berfungsi sebagai pembersih jangan sampai ikut-ikutan seperti media sosial,” tukasnya.
Pada akhir kesempatan, Agus berharap pada generasi milenial, khususnya mahasiswa Fisip UB agar memilih pemimpin dengan pertimbangan yang rasional.
“Kelemahan sosok yang akan kita jadikan pilihan penting untuk diketahui. Dalam konteks memilih pemimpin Frans Magnis Suseno pernah berkata, memilih pemimpin yang baik dengan mencari kelemahannya paling sedikit dari yang lain,” pungkasnya. (ARM)