JEPARA, JURNAL HARIANKOTA – Festival Lampion yang berlangsung di Pantai Bandengan pada Sabtu (10/8/2024) sukses menarik perhatian warga dengan atraksi kebudayaannya. Namun, di balik kemeriahan tersebut, acara ini menyisakan banyak sampah yang mencemari lingkungan pantai.
Sisa-sisa kertas lampion yang bertebaran di laut tampak mengotori air pantai, memicu keprihatinan dari komunitas pemerhati lingkungan seperti Jepara Green Generation.
Isu sampah yang di unggah dari akun instagram @jeparagreengeneration ini pun menjadi perbincangan hangat di media sosial hingga Senin (12/8/2024).
Banyak warganet yang menyoroti kondisi pantai yang kotor akibat sisa lampion, dengan beberapa foto dan video yang menunjukkan sampah berserakan di area pantai, bahkan tersangkut di pohon-pohon.
Dari unggahan di akun instagram @jeparagreengeneration memperlihatkan sisa-sisa lampion yang mencemari pantai. Akibatnya pantai menjadi sangat kotor dengan sampah lampion yang tersebar di berbagai tempat, termasuk di atas pohon dan di laut.
Selain itu, kandungan zat warna dalam lampion juga mudah luntur ketika terkena air, serta adanya kawat di dalam lampion yang sulit terurai.
Dalam keterangan di unggahannya, komunitas tersebut mempertanyakan terkait dengan pernyataan “Ramah Lingkungan” yang sebelumnya disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara, Moh Eko Udyyono melalui akun instagram @pemkabjepara pada Sabtu (10/8/2024).
Namun, meski ada klaim tentang bahan ramah lingkungan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sampah dari lampion masih mencemari pantai. Sehingga beberapa kelompok pemerhati lingkungan, seperti Jepara Green Generation, ikut turun tangan untuk membersihkan sisa-sisa lampion yang mengotori pantai.
Sebelumnya terlihat dari salah satu postingan di akun instagram @jeparagreengeneration, bahwa komunitas tersebut telah melakukan kajian terkait dampak dari adanya festival lampion yang diadakan oleh Pemkab Jepara, namun sepertinya belum ada upaya konkrit yang dilakukan oleh Pemkab Jepara dalam menanggapi isu-isu lingkungan tersebut.
Permasalahan sampah ini menjadi pelajaran penting bagi penyelenggara acara di masa mendatang untuk lebih memperhatikan dampak lingkungan dari kegiatan yang diadakan.
Pemerintah tidak hanya bisa mengandalkan upaya yang dilakukan dari para komunitas pemerhati lingkungan. Karena sejatinya pemerintahlah yang mempunyai wewenang dalam mengatasi segala permasalahan yang ada di wilayahnya.(restu)