Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi di Sukoharjo, Mahasiswa Singgung PT. RUM

Tak hanya menolak kenaikan harga BBM, aksi demo juga menuntut keadilan penyelesaian dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT. RUM

6 September 2022, 17:05 WIB

JURNAL HARIANKOTA – Aksi demo ratusan mahasiswa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di gelar di bundaran Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (6/9/2022) siang sekira pukul 14.00 WIB.

Setelah sehari sebelumnya, Senin (5/9/2022), aksi demo menolak kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan Forum Peduli Buruh (FPB) Sukoharjo, kali ini giliran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Sukoharjo yang beraksi.

Massa mahasiswa datang langsung membentuk formasi barisan di seputar tugu sambil membentangkan sejumlah spanduk tuntutan serta mengibarkan bendera lambang organisasi PMII. Sementara puluhan petugas dari Polres Sukoharjo juga terlihat melakukan penjagaan.

Belasan Mahasiswa Sukoharjo Turun ke Jalan, Demo Tolak Kenaikan BBM Bersubsidi

Dalam rilis yang dibagikan kepada awak media di lokasi, massa demo menyampaikan, kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah ditengah kondisi masyarakat sedang berjuang memulihkan perekonomiannya pasca hantaman pandemi Covid-19, sangat tidak tepat.

“Mirisnya, pemerintah beranggapan bahwa subsidi BBM yang diberikan kepada masyarakat telah membebani keuangan negara dan memberatkan APBN. Dengan dalih itu, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar 30%,” kata Ketua PMII Cabang Sukoharjo, Misbahul Munir.

Kenaikan harga BBM bersubsidi dinilai telah menimbulkan “social untrust” kepada pemerintah sehingga menjadi logis jika kebijakan ini mendapat penolakan oleh masyarakat.

Buruh Sukoharjo Tolak Kenaikan Harga BBM, Geruduk Kantor DPRD Sampaikan Tuntutan

“Jika kebijakan ini tidak dikaji ulang maka konsekuensinya akan terjadi gejolak pada sektor ekonomi, sosial, dan sektor-sektor krusial lainnya. Hal ini menjadi petaka karena masyarakat akan merasakan efek domino yang jelas sangat menyengsarakan,” ujarnya.

Tak hanya menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, PMII Sukoharjo juga menuntut keadilan penyelesaian dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT. Rayon Utama Makmur (RUM) di wilayah Kecamatan Nguter Sukoharjo. Sejak kasus pencemaran mencuat pada 2017 lalu, hingga kini masih terus berlangsung.

Merespon persoalan kenaikan BBM bersubsidi dan kasus dugaan pencemaran lingkungan oleh PT RUM tersebut, PMII Cabang Sukoharjo menyampaikan tujuh poin peryataan sikap, berikut rinciannya:

Beda Kepentingan, KTNA Sukoharjo Dukung Program Gerakan ASN Membeli Beras Sukoharjo

  1. Menolak secara tegas kebijakan kenaikan BBM bersubsisdi
  2. Mendesak pemerintah untuk secara serius dan sungguh-sungguh memberantas mafia BBM
  3. Mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi
  4. Mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi
  5. Cabut operasional PT RUM
  6. Mendorong Pemkab Sukoharjo untuk membongkar konstruksi pipa limbah PT RUM yang tak berizin
  7. Mendesak KLHK, Polres Sukoharjo, dan Pemkab Sukoharjo untuk memproses hukum PT RUM

Diketahui, dalam waktu yang bersamaan juga berlangsung demo menolak kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukoharjo di kantor DPRD Sukoharjo.

Kedua aksi demo ini berjalan dengan tertib tanpa ada persoalan yang berarti. Masing-masing massa mahasiswa membubarkan diri usai berorasi dan menyampaikan aspirasi.(Sapto)

Berita Lainnya