JURNAL HARIANKOTA – Kirab budaya menyambut 1 Muharam atau satu Suro digelar oleh warga pelestari Petilasan Kasultanan Keraton Padjang di Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), Jum’at (29/7/2022) sore.
Menempuh jarak sekira tiga kilometer, kirab diikuti oleh sekira 400 peserta terdiri, tokoh dan abdi dalem keraton berbusana Jawa dengan naik kereta kuda, penunggang kuda, rombongan perguruan silat, dan kelompok seni reog Ponorogo.
Kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin tahunan ini juga ada tradisi pergantian songsong atau payung yang berada didalam Petilasan Kasultanan Keraton Padjang yang sudah ditetapkan oleh Pemkab Sukoharjo sebagai kawasan Cagar Budaya.
LKPP Konsolidasi Pengadaan Laptop Dalam Negeri Tahun Anggaran 2022, Nilainya Rp6,33 Triliun
Sekretaris panitia kirab, Slamet Riyadi mengatakan, setelah dua tahun sebelumnya digelar sangat sederhana yakni tanpa kirab keliling desa karena PPKM level 3, kali ini kirab keliling Desa Makamhaji kembali dapat dilaksanakan.
“Pesertanya dari kalangan pelestari Petilasan Kasultanan Keraton Padjang dan trah keraton, kemudian ada juga dari masyarakat dan perguruan pencak silat,” terangnya.
Masih dalam rangkaian bulan Suro, Slamet menyampaikan, bahwa Petilasan Kasultanan Keraton Padjang juga akan menggelar pagelaran wayang kulit pada pertengahan bulan Agustus mendatang.
Resmi, Letkol Czi Slamet Riyadi Pimpin Kodim 0726 Sukoharjo Gantikan Letkol Inf Agus Adhy Darmawan
Sementara, Pengasuh Petilasan Kasultanan Keraton Padjang, Bambang Sridaya menjelaskan, acara ini digelar juga untuk memperingati berdirinya Kasultanan Padjang yang didirikan oleh Jaka Tingkir.
“Dalam pelaksanaan acara ini banyak yang terlibat, kalau jumlahnya bisa sampai ratusan peserta yang ikut. Tahun kemarin kami tidak dapat melibatkan banyak orang karena Covid-19 masih merebak sehingga pembatasan untuk penerapan protokol kesehatan (prokes),” ungkapnya.
Ditambahkan Bambang, kirab budaya digelar untuk menyambut satu Suro dengan rute menyusuri jalan raya di sekitar Desa Makamhaji, dan kegiatan itu sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun lalu.(Sapto)