BANJARNEGARA, JURNAL HARIANKOTA– Sungai Sapi Banjarnegara merupakan sumber mata air bagi masyarakat. Jelang musim kemarau masyarakat desa di sekitaran Sungai Sapi tepatnya di Kecamatan Purwonegoro, Kabupaten Banjarnegara mulai resah akibat terdampak pencemaran kegiatan pencucian pasir.
Aliran sungai tersebut melewati Desa Petir, Desa Merden, Desa Purwonegoro dan beberapa desa lainnya. Dulu masyarakat menganggap sungai sapi merupakan sumber kehidupan, sekarang dinggap sebagai sumber malapetaka akibat pencemaran.
Ketua BPD Desa Merden, Badrun menegaskan akibat kegiatan pencucian pasir, Sungai Sapi tercemar. Masyarakat di sekitaran Sungai Sapi sangat mengharapkan uluran tangan Pemda untuk segara menyelesaikan permasalahan ini, karena sangat bergantung apalagi sudah menjelang musim kemarau.
“Air sungai keruh karena kegiatan cuci pasir, sudah kami laporkan terus-menerus ke pemerintah namun tidak pernah ditanggapi. Kami minum dari sungai itu, kami kerja sawah membutuhkan air itu, kami hanya meminta penyelesaian masalah, bukan menyuruh untuk menutup usaha industri pasir,” kata Badrun, Sabtu (8/6/2024).
Tak hanya itu, sebelumnya Kapolsek Purwonegoro pernah mengumpulkan masyarakat untuk mendengarkan keluhan masyarakat perwakilan dari beberapa desa yang terdampak pencemaran Sungai Sapi, Jumat (7/6/2024) kemarin. Namun dalam pertemuan itu Camat Purwonegoro tidak hadir.
“Sungai Sapi adalah aset penting bagi kami, dan kami butuh jembatan komunikasi yang baik dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Kami berharap masalah ini diselesaikan dengan damai melalui kehadiran pemerintah sebagai jembatan komunikasi tanpa harus menggunakan kekerasan,” pungkasnya. (Jodhi)