Meresahkan, Kawanan Kera Kelaparan Serang Pemukiman Warga di Wonogiri

Mereka tidak hanya menyerang lahan pertanian dan tanaman, tapi juga masuk ke rumah-rumah warga mengambil makanan sendiri

15 Januari 2025, 17:59 WIB

WONOGIRI, JURNAL HARIANKOTA– Warga Kabupaten Wonogiri, khususnya diwilayah Kecamatan Paranggupito mulai resah dengan kawanan kera yang mulai berani menyerang pemukiman menjarah makanan di rumah-rumah.

Informasi yang didapat, kawanan kera di wilayah ini tergolong cukup berani dalam mencari sumber makanan. Mereka tidak hanya menyerang lahan pertanian dan tanaman, tapi juga masuk ke rumah-rumah warga mengambil makanan sendiri.

Kepala Desa (Kades) Gunturharjo Suyadi, menyampaikan bahwa serangan kera telah menyebabkan kerugian besar bagi petani di wilayahnya. Warga sangat resah dan terganggu aktivitasnya sehari-hari.

“Tanaman seperti ketela dan jagung menjadi sasaran utama. Kera-kera ini tidak hanya merusak, tetapi juga mengancam hasil panen yang menjadi sumber penghidupan warga kami,” kata Suyadi kepada awak media, Rabu (15/1/2025).

Hal senada juga disampaikan Kades Paranggupito Dwi Hartono, para petani di wilayahnya kini terpaksa berjaga di ladang dan tegalan saat siang hari untuk melindungi tanaman.

“Namun, ketika ladang dibiarkan tanpa penjagaan karena petaninya sedang ada keperluan menghadiri hajatan, kawanan kera itu datang langsung menyerang dan merusak tanaman,” bebernya.

Menanggapi, Ketua Komisi II DPRD Wonogiri Supriyanto, mengungkapkan bahwa hampir setengah wilayah Wonogiri mengalami masalah serupa, termasuk di kecamatan Karangtengah, Batuwarno, dan Tirtomoyo.

“Namun ada yang menarik sekaligus solutif dari serangan kera itu. Sebagai contoh, warga Karangtengah yang sebelumnya menanam padi gogo, singkong, dan palawija kini beralih menanam empon-empon, porang, dan janggelan yang tidak disukai kera,” katanya.

Menurutya, strategi itu tidak hanya mengatasi serangan kera, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan warga. Hanya saja, cara seperti itu mungkin sulit diterapkan di wilayah Kecamatan Paranggupito.

“Tanaman seperti palawija atau padi gogo sulit diganti dengan tanaman seperti merica khusus di Paranggupito, tanpa kajian mendalam. Dulu pernah ada solusi dengan mendatangkan warga suku Baduy, namun kami belum tahu apakah solusi yang sama bisa dilakukan saat ini,” pungkasnya. (WNG)

Berita Lainnya

Berita Terkini