JURNAL HARIANKOTA, SUKOHARJO – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Indonesia Development Design Center (IDDC) Kementerian Perdagangan (Kemendag), serta pemerintah daerah meluncurkan Desa Desa Devisa Rotan Sukoharjo.
Desa yang terletak di tengah Pulau Jawa ini memiliki potensi dan keunikan dari hasil kerajinan rotan yang telah menghidupi mayoritas warga desa selama 96 tahun.
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), LPEI memiliki fungsi untuk mendorong pertumbuhan ekspor nasional melalui penyediaan pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultansi ekspor.
LPEI Buka Peluang Wujudkan Mimpi Produk UMKM Indonesia Dipakai Artis Korsel
Dalam rilis yang diterima, Rabu (29/3/2023) dijelaskan, Desa Devisa merupakan salah satu program unggulan melalui Jasa Konsultasi LPEI dalam memberdayakan UKM berbasis pengembangan komunitas.
Desa Devisa Rotan Sukoharjo menjadi Desa Devisa ke-195 yang didampingi oleh LPEI dan diluncurkan pada, tanggal 1 Maret 2023 lalu.
Kepala Kantor Cabang LPEI Surakarta, Irwan Prasetiyawan menjelaskan, pendampingan yang dilakukan LPEI di Desa Devisa Rotan Sukoharjo menyasar setidaknya 30 UKM kerajinan rotan.
Dorong Kesetaraan dan Inklusivitas di Sektor Ekonomi, LPEI Berdayakan Perempuan di Desa Devisa
“Kegiatan ini mencakup beberapa materi pendampingan terkait perizinan, prosedur dan dokumen ekspor, akses pasar, hingga pengembangan desain produk kerajinan rotan,” terangnya.
Para pengrajin di Desa Trangsan, Kabupaten Sukoharjo juga tak lepas dari berbagai tantangan dalam mengelola desa secara mandiri. Gejolak usaha masih terus dirasakan bahkan setelah hampir 1 abad berjaya.
Apalagi, permintaan yang tinggi membuat para pengrajin kesulitan dalam hal kapasitas produksi dan pengembangan produk.