JURNAL HARIANKOTA, SUKOHARJO – Pencemaran lingkungan berupa polusi udara dan air sungai akibat pengolahan limbah salah satu industri tahu di Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, diprotes warga.
Akibat bau tak sedap dan gangguan suara bising operasional pengolahan tahu di Dukuh Turiharjo RT 03/ 05 Madegondo, Grogol itu, warga yang tinggal didekatnya, yakni di Dukuh Bacem RT 01/ RW 01, Langenharjo, Grogol, dan sekitarnya, setiap hari terancam kesehatannya.
Pencemaran lingkungan itu diduga karena pengusaha tahu tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sendiri. Adapun sungai yang tercemar membelah dua desa, yakni Madegondo dengan Langenharjo, Kecamatan Grogol.
Petani Desa Bugel Polokarto Protes, Limbah Alkohol Cemari Irigasi Sawah
Limbah berupa serbuk bekas pembakaran pengolahan tahu dibuang begitu saja di aliran sungai hingga menumpuk menyumbat arus air yang bermuara ke Bengawan Solo.
Hal itu diketahui saat Ketua LAPAAN RI BRM Kusumo Putro, bersama warga yang protes melihat langsung ke lokasi pada, Selasa (6/6/2023) sore.
“Kami mendapat laporan dari warga bahwa pabrik tahu ini membuang limbah secara sembarangan di sungai hingga menyebabkan pencemaran. Menurut kami ini adalah sebuah pelanggaran,” kata Kusumo.
Warga Klayatan Malang Manfaatkan Limbah Plastik untuk Produksi Raket Bulu Tangkis
Akibat pembuangan limbah yang telah berlangsung sejak lama itu, aliran sungai menjadi tersumbat. Selain bau tak sedap, sebagian bangunan pabrik tahu itu diduga berdiri di sempadan sungai. Lebar sungai semula sekira 6-7 meter, kini menyempit tinggal sekira 1 meter.
“Kami juga mendapat laporan, bahwa warga juga terganggu dengan suara bising diesel saat operasional pabrik dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB,” ujar Kusumo.
Atas kondisi itu, semula warga sudah melapor ke aparat pemerintah terkait, terutama ke pemerintah desa, namun laporan itu rupanya kurang mendapat perhatian. Terbukti, pabrik masih terus beroperasi sampai sekarang.
Dosen UMM Ciptakan Produk Pakaian Lewat Teknik Ramah Lingkungan