Halal Bihalal dan Peresmian Galeri Lukis KPSR, Berharap Tempat yang Layak

Kami meminta walikota dan wakil walikota, Mas Respati dan Mbak Astrid tidak omon-omon hanya berjanji saja

28 April 2025, 00:14 WIB

SOLO, JURNAL HARIANKOTA– Suasana hangat penuh kekeluargaan menyelimuti acara halal bihalal Keluarga Pelukis Solo Raya (KPSR) sekaligus peresmian galeri di kawasan Museum Radya Pustaka, Jalan Slamet Riyadi, Solo, pada Minggu (27/4/2025) malam.

Edi Sudarno, Koordinator KPSR menjelaskan, galeri lukis yang berada disamping museum Radya Pustaka ini merupakan tempat untuk para seniman lukis Solo Raya memajang karyanya sekaligus juga sarana berkumpul dan berdiskusi.

“Kami diberi tempat oleh Dinas Pariwisata Kota Solo disini, untuk pos kumpul seniman lukis. Malam ini halal bihalal sekaligus peresmiannya,” kata Edi yang biasa disapa dengan panggilan Edi Semar.

Ia mengungkapkan, KPSR sendiri sudah berdiri sejak lama dimana dulunya ditampung di shelter timur museum Radya Pustaka yang kondisinya sekarang sudah tidak layak lagi. Saat ini KPSR beranggotakan sekira 56 seniman lukis.

“Jadi KPSR ini merangkum semua seniman lukis menjadi satu keluarga besar. Artinya, ini bukan sekadar komunitas, melainkan rumah bagi semua pelukis Solo Raya,” ujar Edi.

Dijelaskan, komunitas pelukis yang tergabung di KPSR terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pelukis senior, pelukis muda, hingga anak-anak yang diwadahi dalam komunitas Bunga Rumput.

“Nama tempat ini Bengawan Solo Art Galery 9, menaungi KPSR, KPL (Komunitas Pelukis Langsung), Bunga Rumput, dan Sedulur OTS,” ujarnya.

Mengingat tempat yang diberikan oleh Dinas Pariwisata hanya seluas sekira 3 x5 meter, Edi berharap Pemkot Solo melalui walikota dan wakil walikota yang baru, bisa segera membuatkan tempat yang layak dan lebih baik lagi.

“Jujur saja, kami meminta walikota dan wakil walikota, Mas Respati Ardi dan Mbak Astrid tidak omon-omon hanya berjanji saja. Kami ingin bukti realisasi janjinya membuatkan galeri lukis. Kami mohon janji itu bisa segera dibuktikan,” imbuh Edi.

Sementara, Ketua Forum Budaya Mataram (FBM) BRM Kusumo Putro yang didaulat meresmikan galeri menekankan pentingnya keberadaan galeri seni lukis dan gedung kesenian di Solo. Ia menyatakan, saat ini Solo belum ada.

“Sebagai gudangnya pelukis hebat, Solo sudah seharusnya memiliki fasilitas representatif untuk mendukung aktivitas seni. Selama ini Solo belum memiliki galeri seni rupa atau gedung kesenian yang layak. Saya berharap pemerintahan ke depan benar-benar memperhatikan ini,” tegasnya.

Kusumo yang juga Ketua Dewan Pemerhati Penyelamat Seni dan Budaya Indonesia (DPPSBI) berharap galeri seni rupa bisa dibangun di lokasi strategis, misalnya di sepanjang koridor Purwosari atau Jl Slamet Riyadi hingga Jl Jenderal Urip Sumoharjo, Panggung, Jebres.

“Kenapa harus ditempat strategis? Ini bertujuan agar wisatawan yang datang ke Solo bisa dengan mudah menikmati karya-karya seni rupa dari seniman daerah yang belum tentu kalah dengan seniman yang sudah punya nama,” terangnya.

“Saya berharap, nanti dengan adanya galeri seni rupa dan gedung kesenian bisa menampung seluruh seniman dari berbagai jenis untuk beraktivitas ditempat itu. Ada seni lukis, seni tari, seni patung, seni musik, semua harus diwadahi,” tandasnya. (SLO)

Berita Lainnya

Berita Terkini