SUKOHARJO, JURNAL HARIANKOTA– Kodim 0726/ Sukoharjo memastikan bersinergi dengan Dinas Peternakan dan Pertanian (Dispertan) Sukoharjo mewujudkan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam swasembada pangan.
Sebanyak 12 Koramil beserta Bintara Pembina Desa (Babinsa) di masing-masing wilayah diminta turun membantu para petani guna akselerasi percepatan tanam dan luas tambah tanam (LTT). Target tanam 3 kali dalam setahun diupayakan tercapai.
“Ada ratusan personel yang kami tugaskan secara khusus di lapangan untuk mendukung program prioritas Presiden,” kata Komandan Kodim 0726/Sukoharjo, Letkol Inf Supri Siswanto Dandim saat ramah tamah dengan awak media bersama Dispertan Sukoharjo di Makodim, Selasa (21/1/2025).
Dalam acara yang juga dihadiri 12 Danramil itu, Dandim menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan ratusan personel untuk membantu mensukseskan program swasembada pangan. Mereka bertugas melakukan pengamanan di tingkat desa melalui Babinsa.
“Para personel TNI yang bertugas di desa se-Kabupaten Sukoharjo ini juga bertugas melakukan pendampingan kepada petani di desa tugas mereka. Penanggung jawabnya masing-masing Danramil,” tegas Dandim.
Kepala Dispertan Sukoharjo, Bagas Windaryatno dalam kesempatan itu mengungkapkan, bahwa Sukoharjo menjadi salah satu daerah penyangga lumbung padi nasional dengan angka provitas padi tertinggi di Jawa Tengah.
“Sukoharjo ini luar biasa dalam meningkatkan produksi padi. Oleh karenanya dengan adanya sinergi bersama semua stakeholder terkait, kami optimis dapat mencapai target itu,” kata Bagas.
Jika sebelumnya masing-masing stakeholder terkesan bergerak sendiri-sendiri, maka saat ini sudah ada satu pemahaman bersama sesuai dengan kewewenangan dan tanggung jawab masing-masing.
“Salah satunya, kami bersama Pak Dandim beberapa hari lalu sudah berkoordinasi dengan PLN meminta ada penambahan jaringan listrik untuk menggerakkan pompa air di lahan sawah tadah hujan. Alhamdulillah disetujui,” ungkap Bagas.
Diakui Bagas, untuk dapat mencapai target yang sudah dicanangkan tersebut membutuhkan sinergitas stakeholder terkait. Mulai dari pemerintah, swasta, hingga gabungan kelompok tani (gapoktan) dan para petani yang tersebar di 12 kecamatan.
“Total lahan pertanian di Sukoharjo sudah kami kunci seluas 20.000 hektare lebih sedikit. Dengan luas itu, para petani ditarget bisa menanam padi tiga kali dalam setahun. Sehingga target luas tanam padi dalam setahun 60.225 hektar (20.000 x 3-Red) terpenuhi,” bebernya.
Menurut Bagas, saat ini Dispertan Sukoharjo juga telah melakukan inventarisasi lahan untuk LTT, yaitu akan memanfaatkan lahan bekas tambang galian C diusulkan menjadi lahan sawah tadah hujan.
“Ada sekira 200 hektar lahan bekas tambang galian C yang sudah kami data. Saat ini sedang kami kaji terkait dukungan sarana dan prasarananya. Dengan teknologi yang ada, semua itu sangat mungkin bisa dilakukan sehingga luas tanam padi di Sukoharjo bisa bertambah,” pungkas Bagas. (SKH)