Atap Plafon Pasar Ir Soekarno Sukoharjo Jebol, Kondisinya Memprihatinkan

Jebolnya plafon disebabkan kebocoran atap bangunan yang sudah berlangsung lama

6 Desember 2022, 20:19 WIB

JURNAL HARIANKOTA, SUKOHARJO – Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), sepertinya tiada henti dirundung persoalan. Mulai dari sengketa yang kini telah usai, sepi pengunjung, dan terkini atap plafon bangunannya banyak yang jebol.

Plt Lurah Pasar Ir. Soekarno, Widadi Nugroho, mengungkapkan, jebolnya plafon disebabkan kebocoran atap bangunan yang sudah berlangsung lama. Hal itu karena sering terkena air saat hujan.

“Memang sudah tidak layak. Makanya masalah kerusakan-kerusakan (atap ambrol) ini, nanti tahun 2023 akan diperbaiki semua, terutama atapnya diganti total,” kata Widadi pada, Selasa (6/12/2022).

LPEI Jalin Kerja Sama dengan KJRI Guangzhou, Buka Akses Pasar Global

Untuk saat ini, kata Widadi, jika perbaikan dilakukan secara tambal sulam, hasilnya tidak maksimal dan dikhawatirkan justru akan percuma. Pada awalnya juga sudah dilakukan perbaikan, namun tidak bisa menyeluruh karena keterbatasan anggaran pemeliharaan.

“Untuk tahun ini belum diperbaiki karena sudah dianggarkan akan ada perbaikan pada tahun 2023. Maka (kerusakan) sekarang ini dibiarkan dulu, dan rencana perbaikan juga sudah kami sampaikan kepada para pedagang,” jelas Widadi.

Seperti diketahui, pasar tradisional yang beroperasi sejak 2017 pasca revitalisasi itu, saat ini hanya dihuni sekira 25% dari kapasitas daya tampungnya. Pada awalnya, total jumlah pedagang ada sekira 1000 lebih, namun sekarang menyusut drastis.

Dibalik Sukses Mason Chocolate Tembus Pasar Eropa, Ada Peran Masyarakat Lokal Bali

Banyak pedagang, terutama yang menempati kios di lantai dua memilih tutup dengan alasan sepi pembeli. Sedangkan sebagian lagi, mayoritas pedagang di bagian los daging, enggan menempati lokasi didalam pasar di lantai dasar.

Banyak pedagang, khususnya sayuran dan daging memilih menggelar dagangan di luar, tepatnya di pinggir jalan belakang pasar dengan alasan agar mudah diakses calon pembeli.

Widadi mengatakan, semula untuk los daging di lantai dasar sudah dibuatkan pintu akses baru di sebelah utara, namun tetap saja tidak ada yang mau kembali masuk menempati los yang disediakan di dalam pasar.

Kisah Nita Rocimah dan Yuan R Sang, Didukung LPEI Bawa Teh Bunga Indonesia Menuju Pasar Global

“Upaya maksimal sudah kami lakukan agar para pedagang mau kembali masuk pasar, diantaranya dengan retribusi murah. Dibandingkan sewa kios di luar pasar, selisihnya sangat besar. Untuk retribusi los daging dengan luas sekira 2×2 meter persegi, hanya Rp 175/meter/ hari,” sebutnya.

Ditambahkan Widadi, jika beberapa kios dan los yang ditinggalkan para pedagang itu tidak lagi ditempati, apalagi juga tidak membayar retribusi, maka pihak pengelola pasar akan melakukan evaluasi.(Sapto)

Berita Lainnya

Berita Terkini